Sekolah polisi tanpa “perpustakaan”

Kamis, 21 Desember 2006

– Minat masyarakat untuk berkunjung menjadi berkurang

Polisi mengatur lalu lintas saat banjir.
Foto oleh Ferry Zuljanna. Lisensi Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 2.0.

Selapa Knowledge Centre (SKC), pusat pengetahuan pertama di Kepolisian Republik Indonesia yang diresmikan Kapolri Jenderal Polisi Sutanto hari Senin (18/12), ternyata tidak mendapat sambutan yang begitu hangat dari masyarakat. Rupanya sebagian anggota masyarakat yang tinggal di sekitar SKC mengira bahwa fasilitas milik Sekolah Lanjutan Perwira (Selapa) Polri di Ciputat, Jakarta Selatan ini tidak memiliki perpustakaan. Baca entri selengkapnya »


Atlet kelereng Indonesia gagal persembahkan emas

Kamis, 14 Desember 2006

– Lawan disalahkan

Oleh Zainal
di Doha, Qatar

kelereng-kelereng
Foto oleh LaserGuided. Lisensi Creative Commons Attribution 2.0.

Selain Asian Games ke-15 saat ini di Doha, Qatar juga tengah berlangsung International Marbles Championship 2006, kompetisi kelereng internasional yang diikuti oleh 73 negara. Akan tetapi, atlet andalan Indonesia rupanya gagal membawa pulang medali emas.

Johan Sudibyo, atlet yang berlomba di kategori 0,5 inci (mengacu pada diameter kelereng yang dipergunakan) diharapkan mampu membawa pulang medali emas setelah sebelumnya KONI (Komisi Olahraga Nasional Indonesia) menghabiskan lebih dari Rp 300 juta untuk mengirimnya berlatih ke Amerika Serikat. Sayang sekali ia dikalahkan Sergey Ivanov dari Kazakhstan di babak semifinal hari Rabu (13/12). Baca entri selengkapnya »


Film Indonesia: Mengerikan! (Bag. 2)

Sabtu, 9 Desember 2006

Dalam Bagian 1, MerahPutih mengupas fenomena film horor Indonesia berkualitas rendah yang menjamur pada akhir tahun ini. Ternyata, para produser memang tidak berniat membuat film-film yang berkualitas tinggi, melainkan film-film bernilai produksi rendah yang lebih menguntungkan secara finansial.


Yudi Prakasa, pengamat film dari Institut Kesenian Jakarta, amat antusias apabila diajak berdiskusi mengenai kualitas dan kuantitas produk dunia perfilman Indonesia. Lebih dari 10 tahun yang lalu, Yudi adalah seorang siswa SMA yang cukup rajin mengunjungi bioskop-bioskop “pinggiran” untuk menonton film-film Indonesia seperti di bawah ini.


Adegan sebuah film Indonesia yang diproduksi pada masa 1990-an. Film-film pada masa itu dengan berani bermain dengan gunting sensor.
Foto diambil dari film Panther oleh Trudy Santoso. Digunakan berdasar asas “fair use” untuk bahan analisa dalam artikel ini.

Baca entri selengkapnya »


Film Indonesia: Mengerikan! (Bag. 1)

Rabu, 6 Desember 2006

– Film yang buruk ternyata lebih menguntungkan.

tengkorak mengerikan
Foto oleh I’m Fantastic. Lisensi Creative Commons Attribution 2.0.

Ketika Daniel Asmara masih duduk di bangku SMA, ia pergi menyaksikan Ada Apa Dengan Cinta? tiga kali dalam satu minggu, “Yang pertama sendiri, yang kedua dengan pacar dan yang ketiga dengan kerabat dari luar kota.” Sekarang, apabila Daniel yang kini bekerja di salah satu biro iklan di bilangan Semanggi diajak pergi ke bioskop untuk menyaksikan film produksi Indonesia, ia akan menolak mentah-mentah.

“Kemungkinannya sekitar 90% bahwa film yang akan saya saksikan itu ampas, tidak berguna dan tidak memiliki nilai hiburan sama sekali,” ujarnya. “Daripada pergi ke bioskop, lebih baik saya diam di rumah dan tidur.” Baca entri selengkapnya »


Kami akan kembali

Senin, 13 November 2006

Beberapa teman yang rajin mengunjungi MerahPutih menanyakan apakah kami akan meng-update situs web ini. Rupanya mereka menyadari bahwa MerahPutih tidak menambah artikel baru setelah sekian lama.

Sejak awal, kami sebagai kontributor tidak ingin MerahPutih menyita sedemikian besar waktu dari hidup kami. Oleh karena itu, kami sepakat menerapkan sistem “Seri” yang akan lebih memberi kepastian kepada para pembaca mengenai kapan MerahPutih akan menambah artikel-artikel baru. Baca entri selengkapnya »